….apabila kekerasan dibalas dengan kekerasan hanya akan melahirkan
kebencian dan tidak melahirkan bibit-ninitpermusuhan baru. Gandhi
mengajarkan kita pada pentingnya memperjuangkan sesuatu berdasarkan
kebenaran(satyagraha). Lebih lanjut, perjuangan itu juga harus berada di jalan
yang benar dan bermoral.
Mohandas Karamchand Gandhi lahir di Porbandar,Gujarat, India
Britania, 2 Oktober 1869 dan meninggal di New Delhi, India 30
Januari 1948 umur 78 tahun. Gandhi telah mulai merintis perjuangannya sejak di
berada di Afrika Selatan. Pada tahun 1893 dimana dia melihat adanya perlakuan
diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat terhadap
masyarakat India, serta masyarakat kulit hitam di sanauntuk melakukan
tindakan non-kooperasi terhadap pemerintah / penguasa Afrika Selatan.
Gandhi menemukan penindasan tidak hanya pada mereka yang
membangkang, namun juga pada yang luka-luka dan meregang nyawa. Dalam catatan
hariannya, Gandhi menulis, "Saat itu tak ada orang Eropa yang bersedia
membantu membalut luka mereka...Kami harus membersihkan luka-luka orang Zulu
yang tidak dirawat setidaknya setelah lima atau enam hari yang lalu,
karena itu luka-lukanya membusuk dan sangat menakutkan. Kami menyukai pekerjaan
kami."Situasi itu menjadi peletup kesadaran Gandhi bahwa kekerasan tak
bisa diselesaikan dengan kekerasan. Bila mata dibalas dengan mata, semua
manusia akan gelap mata. Kesadaran lain yang muncul saat itu adalah bahwa ia
harus memberikan pelayanan terhadap semua manusia dengan segenap jiwa raganya.
Kesadaran ini diwujudkan dalam prinsip perjuangan: bramkhacharya
(mengendalikan hasrat seksual), satyagraha (kekuatan kebenaran dan cinta),
swadeshi (memenuhi kebutuhan sendiri) dan ahimsa (tanpa kekerasan terhadap
semua makhluk). Setelah itu, Gandhi terus-menerus melakukan perlawanan
kesewenang-wenangan dengan gerakan tanpa kekerasan. Misalnya, Gandhi menolak
aturan diskriminatif dengan mogok makan, berjalan kaki bermil-mil, membuat
garam sendiri ketika semua rakyat harus membeli garam dari pemerintah Inggris,
dan sebagainyaBagi Gandhi, hasrat seksual merupakan sumber dari kejahatan dan
cenderung mementingkan diri sendiri, yaitu nafsu, amarah, dan agresi. Hasrat
seksual dapat ditaklukkan melalui penolakan terhadap adanya pamrih yang selalu
mengikuti perbuatan, untuk itulah ia bertekad menjalani prinsip bramkhacharya.
Ketiadaan pamrih dapat dilakukan bila jiwa terikat pada prinsip Kebenaran
Ilahiah. Inilah prinsip satyagraha, yaitu kepercayaan bahwa jiwa dapat
diselamatkan dari kejahatan dunia, dan juga dapat memberikan pertolongan,
sejauh jiwa itu senantiasa berada dalam pencariannya terhadap Tuhan melalui
kebenaran dan hanya kebenaran.Swadeshi dapat diartikan dalam beberapa arti yang
bermacam-macacm oleh kaum politik India itu
sendiri. Ada yang mengartikan sebagai suatu boikot tak mau membeli
barang-barang buatan Inggris, yakni sebagi suatu taktik pejuangan menyerang.
Ada pula yang mngartikan sebagai hanya sebagai usaha positif
memajukan kerajinan sendiri, pertukangan sendiri, industrialisme sendiri. Ada
yang memandangnya sebagai suatau senjata politik, dan ada yang pula yang
memandangnya sebagai suatu usaha ekonomi yang bersangkutan dengan politik sama
sekali.Sementara itu, ahimsa adalah kekuatan cinta, suatu penghormatan pada
semua bentuk kehidupan. Ini adalah ajaran yang dimiliki semua agama, yaitu
manusia memiliki kewajiban menghindari kejahatan dengan melakukan
perbuatan-perbuatan baik di dunia. Tentang ahimsa Gandhi menyatakan,
"Ahimsa...bukan sekadar tingkatan tidak melakukan penyerangan secara
negatif tetapi...tingkatan cinta yang positif, berbuat baik bahkan kepada
pelaku kejahatan". Ajaran Gandhi ini didasarkan pada beberapa asumsi.
Pertama, kemerdekaan dan kesejahteraan hanya dapat dimulai dari kemandirian
individu. Maka masing-masing individu-individu harus mampu menyalurkan hasrat
negatifnya pada tindakan-tindakan positif.Kedua, Gandhi meyakini bahwa
perkembangan dan kemajuan akan diperoleh tidak melalui konsesi-konsesi dan
reformasi-reformasi konstitusional, tetapi melalui perjuangan yang dilakukan
oleh rakyat sendiri secara bersama. Untuk dapat membangkitkan kebersamaan itu
dibutuhkan kekuatan cinta dan kerelaan untuk mengalami penderitaan rakyat.
Cinta dan penderitaan sesama inilah yang dapat merekatkan
perbedaan identitas dalam relasi saling ketergantungan yang dapat menghentikan
konflik.Melalui ajarannya itu, sejak tahun 1906, Gandhi terus-menerus berjuang
melawan penjajahan dengan cinta dan solidaritas. Sejak tahun itu, Gandhi
menyerukan kepada seluruh rakyat India untuk membuat beberapa bentuk kerajinan
tangan sehingga tak ada lagi yang akan menjadi beban masyarakat. Gandhi berseru
kepada rakyat India untuk menemukan kembali hubungan yang murni dan orisinil
antara manusia dengan alam, karena dia yakin bahwa perceraian dengan alam
adalah sumber dari segala penyakit.Gandhi berseru agar rakyat mendidik dirinya
mengenai dasar-dasar kesehatan dan lingkungan yang sehat, supaya bisa mencegah
dan menghentikan bibit-bibit penyakit. Gandhi berseru agar melakukan berbagai aktivitas
semacam pemeliharaan hutan dan memelihara lebah, membuat barang pecah belah dan
kertas, sehingga tak ada seorang pun yang tidak mempunyai makanan, peralatan
atau buku.Gandhi berseru untuk mengembangkan pendidikan dasar melalui program
kerja dan belajar di sekolah, sehingga anak-anak tumbuh dengan mengetahui cara
membaca, menulis dan bagaimana bekerja dengan tenaga fisik. Gandhi menyerukan
kepada rakyat berpartisipasi dalam majelis-majelis desa dan dengan cara ini
rakyat dapat belajar memecahkan masalahnya sendiri.Gandhi dengan ajaran anti
kekerasan (ahimsa) yang dilakukan untuk kemerdekaan India telah memberi
inspirasi kepada seluruh dunia. Dengan ajaran-ajarannya tersebut, hidup
sederhana pun ia jalani. Dengan ahimsa perlawanannya cukup memberikan kekuatan
kepada rakyat untuk turut serta melawan kekerasan. Ahimsa adalah perjuangan
dengan kekuatan cinta dan kasih sayang.
Perjuangan untuk tidak menyakiti baik fisik maupun pikiran
sehingga ahimsa bukan semata-mata menyakiti secara fisik. Melainkan perjuangan
untuk melawan suatu ketidakbenaran. Ajaran ahimsa yang dianut oleh Gandhi
menurut penulis merupakan bentuk representasi dari pengalaman uang diterimanya
dalam lingkingan keluarganya, karena sebagaimana yang telah diketahui bahwa
Gandhi berasal dari keluarga yang religius yang menghargai nilai-nilai
kemanusiaan dan rasa cinta kasih terhadap sesame.Ajaran selanjutnya dari Gandhi
adalah swadesi atau berusaha untuk mandiri dengan mencukupi kebutuhan diri
sendiri. Ini tidak serta merta dilakukan begitu saja, namun harus dibangun
sistem untuk menciptakan kekuatan baik pada diri maupun kepada rakyat. Misalnya
membangun perekonomian yang menghidupkan kekuatan masyarakat sehingga
menghilangkan ketergantungan pada pihak asing. Pendidikan juga memiliki peran penting
dalam mewujudkan kemandirian ini, karena disinilah karakter masyarakat dibentuk
untuk melakukan pengendalian diri. Bagi penulis, ajaran ini merupakan bentuk
kekhawatiran Gandhi terhadap masuknya produk-produk asing ke India sehingga
masyarakat India semakin konsumtif untuk itulah kemudian dia mengajak rakyat
India agar mau untuk memproduksi barang-barangnya sendiri tanpa harus
bergantung terhadap produk asing.Bramkhacharya merupakan salah satu prinsip
ajaran Gandhi yang terlihat tidak terlalu menonjol dibanding ajaran-ajarannya
yang lain.
Ajaran ini memusatkan diri pada pengendalian hawa nafsu (seksual),
dimana dia beranggapan bahwa segala kejahatan di muka bumi ini dapa diredam
apabila manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya. Bagi penulis ajaran tersebut
cukup baik, namun mematikan hasrat seksual bagi manusia dapat menghancurkan
peradaban manusia itu sendiri.Melalui satyagraha, berpegang teguh pada
kebenaran yang dibarengi dengan teladan membuat Gandhi diikuti oleh banyak
pengikutnya. Apalagi dengan ditambah kejujuran dan kesederhanaan Gandhi.
Satyagraha menekankan sebuah perjuangan menentang ketidakadilan melalui
kesediaan diri menanggung penderitaan. Beberapa gerakan satyagraha yang
dipimpin Gandhi di India adalah berjuang untuk para petani miskin pribumi
Champaran, pemogokan buruh pabrik di Ahmedabad dan Kheda, melakukan pembaruan
pada Konggres Nasional India dan yang paling fonumental adalah mengubah
resolusi penting menuntut status dominian bagi India dibawah pengawasan gerakan
Satyagraha di seluruh India di Kalkutta pada Desember 1928.
Gandhi adalah pemimipin yang paling inspirasional pada awal abad
20. Advokasinya tentang aksi ketidakpatuhan warga serta tanpa kekerasan adalah
cara yang paling efektif untuk mencapai perubahan sosial yang mempengaruhi
pergerakan-pergerakan lain di dunia, seperti perjuanagan Marthin Luther King
Jr. di Amerika Serikat yang terinspirasi oleh perjuangannya dalam menuntut
persamaan hak dan penghapusan tindakan diskriminasi antara masyarakat kulit
putih terhadap masyarakat kulit hitam.Jika ajaran Mahatma Gandhi diikuti,
relatif hal itu akan bisa terhindari. Andaikan banyak pihak mau mengikuti
gerakan ahimsa (ajaran yang menolak kekerasan), maka korban kemanusiaan tidak
akan terjadi. Karena apabila kekerasan dibalas dengan kekerasan hanya akan
melahirkan kebencian dan tidak melahirkan bibit-ninit permusuhan
baru. Gandhi mengajarkan kita pada pentingnya memperjuangkan sesuatu
berdasarkan kebenaran (satyagraha). Lebih lanjut, perjuangan itu juga harus
berada di jalan yang benar dan bermoral.
Setidaknya ada 10 ajaran Mahatma Gandhi yang cukup dikenal oleh dunia. Berikut kutipannya.
Setidaknya ada 10 ajaran Mahatma Gandhi yang cukup dikenal oleh dunia. Berikut kutipannya.
1. Change
Yourself
“You must be
the change you want to see in the world.”
Kau sendiri
mesti menjadi perubahan seperti yang kau inginkan terjadi dalam dunia ini
2. You are
in Control.
“Nobody can
hurt me without my permission.”
Tak seorang
pun dapat menyakitiku bila aku tidak mengijinkannya.
3. Forgive
and Let it Go.
“The weak
can never forgive. Forgiveness is the attribute of the stron. An eye for eye
only ends up making the whole world blind.”
Seorang
lemah tidak dapat memaafkan. Kemampuan untuk memaafkan hanyalah ada pada mereka
yang kuat. Bila pencungkilan mata dibalas dengan mencungkil mata, maka seluruh
dunia akan menjadi buta.
4. Without
Action You aren’t Going Anywhere.
“An ounce of
practice is worth more than tons of preaching.”
Satu ons
tindakan lebih baik daripada berton-ton dakwah.
5. Take care
of this moment.
“I do not
want to foresee the future. I am concerned with taking care of the present. God
has given me no control over the moment following.”
Aku tidak
tertarik untuk melihat apa yang dapat terjadi pada masa depan. Aku tertarik
dengan masa kini. Tuhan tidak memberiku kendali terhadap apa yang dapat terjadi
sesaat lagi.
6. Everyone
is Human.
“I claim to
be a simple individual liable to err like any other fellow mortal. I own,
however, that I have humility enough to confess my errors and to retrace my
steps.”
Aku hanyalah
seorang manusia biasa yang dapat berbuat salah seperti orang lain juga. Namun,
harus kutambahkan bahwa aku memiliki kerendahan hati untuk mengakui
kesalahan-kesalahanku dan memperbaikinya.
7. Persist.
“First they
ignore you, then they laugh at you, then they fight you, then you win.”
Awalnya,
mereka meremehkanmu, kemudian mereka menertawakanmu, dan melawanmu, lalu engkau
keluar sebagai pemenang.
8. See the
Good in People and Help Them.
“I look only
to the good qualities of men. Not being faultless myself, I won’t presume to
probe into the faults of others.”
Aku hanya
melihat sifat-sifat baik di dalam diri sesama manusia. Karena, diriku sendiri
tidak sepenuhnya bebas dari keburukan, maka aku tidak membedah orang lain untuk
mencari keburukan mereka.
“Man becomes
great exactly in the degree in which he works for the welfare of his
fellow-men”.
Manusia
menjadi besar selaras dengan kebaikan yang dilakukannya bagi sesama manusia.
“I suppose
leadership at one time meant muscles; but today it means getting along with people”.
Barangkali
otot menjadi tolok ukur bagi kepemimpinan pada masa lalu. Sekarang, tolok
ukurnya adalah hubungan dengan sesama manusia.
9. Be
Congruent, be Authentic, be Your True Self.
“Happiness
is when what you think, what you say, and what you do are in harmony.”
Keselarasan antara apa yang kau pikirkan, apa yang kau ucapkan, dan apa yang
kau lakukan – itulah kebahagiaan.
“Always aim
at complete harmony of thought and word and deed. Always aim at purifying your
thoughts and everything will be well.”
Jadikanlah
keselarasan antara pikiran, ucapan, dan tindakan sebagai tujuanmu. Jadikanlah
pemurnian pikiran sebagai tujuanmu – maka semuanya akan beres.
10. Continue
to Grow and Evolve.
“Constant
development is the law of life, and a man who always tries to maintain his
dogmas in order to appear consistent drives himself into a false position.”
Perkembangan
terus-menerus itulah hukum alam. Seseorang yang ingin bertahan dengan
dogma-dogma (lama) untuk menunjukkan konsistensi diri, sesungguhnya berada pada
posisi yang salah.
0 komentar:
Post a Comment